Yant Sorghum : Sebuah Inovasi oleh Nur Rahmi Yanti, Wujud Peduli pada Negeri

Nur Rahmi Yanti/ Mbak Yanti, peraih SATU Indonesia Awards 2017

Dialah Nur Rahmi Yanti, perempuan inspiratif asal Lombok, Nusa Tenggara Barat yang akrab disapa Mbak Yanti, yang berhasil mengembangkan tanaman Sorgum menjadi komoditi bernilai jual dan nilai manfaat lebih tinggi dari pemanfaatan awalnya yang hanya dijadikan pakan ternak oleh petani di daerahnya.

Sorgum (Sorghum spp.) merupakan tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, sorgum berada pada urutan kelima setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia selatan dan Afrika sub-sahara. Di Indonesia, daerah pengembangan sorgum cukup luas, di mana saat ini daerah penghasil sorgum meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan sebagian daerah di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sorgum). Beruntunglah Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki sosok Mbak Yanti yang berhasil melahirkan inovasi berbahan dasar Sorgum. Menurut pengalaman Mbak Yanti, sorgum bukanlah sesuatu yang baru, namun telah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

Tanaman Sorgum di Mataram (Sumber : https://www.mandalikapost.com/2022/08/distanbun-ntb-siapakan-lahan-untuk.html)

Awal mula Mbak Yanti tertarik mengembangkan Sorgum

Mbak Yanti, lulusan Fakultas Pertanian, Universitas Mataram Jurusan pemuliaan tanaman  ini sering hadir dalam pameran-pameran dan di sana beliau melihat Sorgum seringkali hanya terpampang pada display. Mbak Yanti melihat keunikan dari tanaman tersebut dan tertarik. Menyadari Sorgum  tumbuh banyak di Nusa Tenggara Barat, Mbak Yanti semakin tertantang untuk mengembangkan tanaman ini.

Pada awalnya, sorgum khususnya di Nusa Tenggara Barat hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan bahan pangan pengganti nasi dengan harga jual yang sangat rendah. Berangkat dari kepedulian dengan niat ingin membantu mengembangkan desa, maka di 2017 Mbak Yanti bersama tim dengan modal sendiri mencoba mengolah Sorgum menjadi produk dengan nilai manfaat lebih tinggi. Desa Ijobalit, Lombok Timur merupakan desa pertama yang menjadi sumber awal Mbak Yanti mendapatkan bahan baku sorgum.

Mbak Yanti dan SATU Indonesia Awards

Di tahun 2017 itu pula Mbak Yanti berkesempatan mengikuti kompetisi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards bersaing dengan ribuan pendaftar. Mbak Yanti melaju hingga ke Jakarta dan berhasil menjadi Pemenang Tingkat Provinsi. Berlanjut dari kegiatan tersebut, Mbak Yanti mendapat tawaran untuk menjadi bagian dari CSR (Corporate Social Responsibility) Astra dan akhirnya pada 2018 menandatangi MoU (Memorandum of Understanding) dengan Astra untuk pengembangan Desa Sejahtera Astra (DSA). CSR Astra menantang Mbak Yanti untuk bisa melakukan pengembangan tidak hanya di satu desa. Oleh Mbak Yanti pengembangan diawali melalui 2 desa yang kini telah merambah menjadi 22 desa dengan 1000 petani dengan jumlah produk yang dikembangkan hingga tahun 2023 sebanyak 25 produk. Setiap produk menurut Mbak Yanti telah dipetakan sumber bahan bakunya, sudah ditentukan berasal dari desa tertentu sehingga dapat mencukupi kebutuhan untuk masing-masing produk.

Inovasi melalui Yant Sorghum Menjadi Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia

Yant Sorghum merupakan brand yang dibangun oleh Mbak Yanti dan tim. Awalnya bernama Yanti Bakery kemudian dengan melihat fokus produk adalah berbahan dasar Sorgum maka diputuskanlah memberi nama Yant Sorghum, karena memang Mbak Yanti lah yang sedari awal mengembangkan Sorgum. Di tangan Mbak Yanti, Sorgum telah menjelma menjadi puluhan jenis produk. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Sorgum menjadikan produk ini bisa bersaing dengan produk lain yang sejenis. Sorgum diketahui kaya akan vitamin dan mineral, serat, bebas gluten, serta  memiliki indeks glikemik yang rendah yang cocok bagi diet rendah kalori, juga untuk penyakit diabetes. Mbak Yanti melalui CV. Yant Sorghum telah berinovasi menghasilkan produk, tidak terbatas pada beras sorgum, tepung sorgum, cookies dan gula, namun juga produk dengan keunikan dan nilai manfaat yang semakin tinggi antara lain Puff Sorghum, Roll Sorghum, Chips Sorghum, Mie Instan Sorghum, Sorghum Chips Onion, Jipang Sorghum, Edible Spoon & Fork Sorghum, Healthy Sorghum Detox Water, Milk Sorghum Coconut, Cheese Sorghum Vegan, Tempe Sorghum, hingga Honey Detox Soghum (Sumber : Yant Sorghum Product Catalog).

(Sumber : Yant Sorghum Product Catalog)

Meski pada 2018 saat gempa menerpa wilayah Nusa Tenggara Barat, Yant Sorghum mengalami kerugian dan menjadi titik terendah bagi Mbak Yanti, namun dengan keyakinan dan keteguhannya serta dukungan dari Astra, Mbak Yanti dapat bangkit kembali. Kini, Yant Sorghum telah merambah pasar internasional, produknya telah diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia dan Turki dan jauh lebih dikenal dibanding di tempat asalnya di Nusa Tenggara Barat. Lebih utama lagi telah memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya petani di Nusa Tenggara Barat. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa Yant Sorghum telah menjadi semnangat untuk hari ini dan masa depan Indonesia.

Mbak Yanti telah menjadi inspirasi yang menggabungkan suara hati, keilmuan, dan kerja keras menjadi bentuk nyata kepedulian pada negeri.

Tes Kemampuan Bahasa Inggris secara online ? Untung ada internet dari IndiHome

Program Kampus Merdeka yang merupakan bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diimplementasikan dalam banyak sekali kegiatan yang dapat diikuti oleh mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya dilaksanakan di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, baik berupa magang industri, pelatihan  singkat (Short course), pertukaran pelajar, dan masih banyak bentuk lainnya. Khusus bagi program yang dilakukan di luar negeri, salah satu persyaratan yang pasti diminta adalah hasil tes kemampuan Bahasa Inggris.

Tes kemampuan Bahasa Inggris yang sudah sangat familiar seperti TOEFL (PBT maupun iBT) dan IELTS adalah dua tes yang paling banyak digunakan, diterima, dan dijadikan persyaratan oleh lembaga atau pihak penyelenggara kegiatan. Selain itu tentu masih ada jenis tes lainnya, misalnya tes dari Duolingo Englist Test (DET). Kenapa saya memilih menggunakan DET? Alasan sederhana ya karena saat itu hasil tes TOEFL saya sudah expired , sedangkan saya butuh hasil tes yang masih berlaku untuk mendaftar sebuah program pendampingan studi Doktoral bagi para dosen yang akan melanjutkan S3 (nama kegiatannya Talent Scouting). Saya beruntung sebab di antara deretan persyaratan kemampuan Bahasa Inggris, hasil tes dari Duolingo bisa digunakan untuk mendaftar kegiatan tersebut bersaing dengan TOEFL, IELTS dan beberapa tes lainnya. Sebelumnya saya mengenal Duolingo karena sering menggunakan aplikasinya di smartphone untuk belajar berbagai Bahasa, namun saya belum pernah menggunakan DET untuk keperluan tes kemampuan Bahasa Inggris. Berhubung saya sangat ingin mendaftar kegiatan tersebut, maka segeralah saya berselancar mencari segala sesuatu tentang Duolingo English Test. Saya tahu saya gak mungkin bisa mendapatkan hasil tes TOEFL maupun IELTS dalam waktu yang relatif singkat, tentunya selain biayanya cukup besar untuk IELTS dan TOEFL iBT (DET biayanya lebih murah), di daerah saya di Mataram, Lombok tidak mudah menemukan tempat yang bisa melaksanakan tes tersebut setiap saat. Sementara batas akhir pendaftaran kegiatan tinggal satu minggu.

Berjodoh dengan Duolingo English Test (DET)

Pencarian saya dengan memanfaatkan internet dari IndiHome yang cepat dan lancar jaya berujung kabar gembira tentang DET. Singkatnya DET ini adalah layanan tes kemampuan Bahasa Inggris yang dapat dilakukan dengan mudah, murah, dan cepat dari mana pun. Ya, dari rumah ataupun kantor bisa selama kita memiliki koneksi internet yang stabil, karena tesnya dilakukan secara online dan mandiri. Saya benar-benar seperti mendapat jalan keluar untuk bisa mendaftar program Talent Scouting. Semua informasi tentang DET saya peroleh dengan memanfaatkan kemudahan yang dihadirkan oleh internet. Mulai dari baca-baca artikel tentang DET, masuk ke situs resmi Duolingo English Test, nonton video-video tips and trick di youtube, bahkan saya menemukan satu channel yang memang khusus mengupas soal-soal di DET. Saya benar-benar puas mendapatkan segala informasi terkait DET ini, selancar seharian tanpa ada kendala karena Internet Provider yang dipakai di rumah kami memang seasyik itu. Meski saya bukan konten kreator tapi saya adalah orang yang mendapat manfaat dari para konten kreator tersebut, dan tentu saja keberadaan IndiHome dari Telkom Indonesia semakin memudahkan akses kami-kami yang membutuhkan ini.

Kenalan dengan Duolingo English Test

Nah buat yang baru dengar tentang Duolingo English Test, jadi DET ini adalah tes kemampuan Bahasa Inggris yang dikembangkan oleh sebuah perusahan di bidang teknologi pendidikan dan telah diluncurkan sejak 2016 (Wikipedia). Hasil tes DET telah dipakai dan diterima oleh banyak Universitas untuk mengukur kemampuan Bahasa Inggris. Kampus-kampus di Amerika Serikat juga beberapa kampus UK menerima hasil tes DET. Bagian yang paling menyenangkan adalah tes dari DET dapat dilakukan secara online. Di website resmi DET juga tersedia layanan untuk berlatih yang dapat diakses berkali-kali secara gratis sehingga calon peserta bisa membiasakan diri dengan bentuk soal ujiannya. Hasil tesnya akan diterima dalam waktu 2×24 jam. Bagi saya yang saat itu sangat butuh tes yang cepat dan mudah dilakukan maka DET sungguh luar biasa.

Berbekal sisa waktu yang tidak banyak (saat itu batas pendaftaran sisa 5 hari) maka saya menyusun strategi untuk mengikuti tes ini. Dua hari pertama saya gunakan untuk latihan, hari ketiga ujian, dan sisanya dua hari ke depan menunggu hasil tes, sehingga saya masih sempat mendaftar di hari terakhir. Latihan soal-soal saya lakukan secara intensif selama dua hari pertama. Setiap sore hingga malam hari saya berlatih untuk melihat sudah sejauh mana kemampuan saya memahami model ujian di DET. Tentu saja hal ini akan sulit saya lakukan jika tidak disertai koneksi internet yang bagus. Penting banget untuk selektif dalam memilih Internet Provider, makanya saya gak nyesel sedari dulu di rumah sudah menggunakan IndiHome dari Telkom Indonesia. Pas keadaan kayak gini kan jadi sangat-sangat terbantu.

Alhamdulillah, berhasil daftar Talent Scouting dengan DET

Jadi bagaimana hasil tesnya? Alhamdulillah, setelah 2 hari latihan, hari ketiga menjalani tes, 2×24 jam kemudian hasilnya muncul dan yaaaa nilai tes saya melampaui standar minimal yang menjadi persyaratan pendaftaran, senang sekaligus haru. Total waktu mengerjakan tes nya seingat saya sekitar 2,5 jam, full online, saya menyiapkan diri di satu ruangan khusus dan sudah pesan ke semua keluarga, jangan ada yang manggil-manggil dulu sampai saya keluar sendiri setelah tes selesai. Bagian terpentingnya tentu saja adalah koneksi internet yang mumpuni, namanya tes online, mandiri pula, maka Internet provider yang andal adalah kunci.

Sertifikat hasil tes di Duolingo English Test

Satu kali mendayung, dua tiga pulau terlampaui

Niat saya ikut DET saat itu adalah untuk mendaftar Talent scouting, ternyata sebulan kemudian saya dapat info tentang pendaftaran Program Peningkatan Kompentensi Dosen Vokasi yang salah satu kegiatannya adalah pelatihan di Luar Negeri. Saat mendapat info tersebut, waktu pendaftaran tinggal 3 hari, ya ampun antara kaget tapi juga excited dan tahukah teman-teman bekal hasil tes DET ini pula yang turut mengantar saya sampai ke Rhode Island, USA, benar-benar sekali mendayung bisa melewati 2 sampai 3 pulau. Berasa banget ya manfaatnya internet, saya dari gak tau apa-apa tentang DET, jadi bisa sampai ke titik ini, ke belahan bumi yang jauh banget dari rumah. Alhamdulillah.

Program Peningkatan Kompetensi Dosen Vokasi : Sebuah Jalan Meniti Ilmu, Menapak Langkah di Negeri Paman Sam

Program Non Degree Peningkatan Kompetensi Dosen Vokasi tahun 2023 telah resmi dibuka. Program ini merupakan salah satu program kerja unggulan dari Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi (KLSD-PTV), yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, dan pengetahuan dosen terkait perkembangan dan dinamika industri dalam wadah ekosistem Perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Alhamdulillah, tahun lalu tepatnya pada November 2022 saya menjadi salah satu peserta yang lolos seleksi dan mendapatkan beasiswa untuk megikuti kegiatan Pelatihan di Perguruan Tinggi Luar Negeri. Program yang saya ikuti adalah pelatihan dan magang bersertifikat di University of Rhode Island, sebuah Universitas negeri terkemuka di negara bagian Rhode Island, USA. Ini adalah jejak langkah saya yang pertama kali ke Negeri Paman Sama, jauh? Iya. Hampir 24 jam perjalanan dengan pesawat terbang, mengitari setengah putaran bola dunia. Tapi bahagianya sungguh terasa sejak awal melihat nama saya tertulis di daftar peserta yang lolos seleksi. Sungguh, mimpi yang bisa jadi nyata itu rasanya nikmat sekali. Saya sering bermimpi melihat dan memegang daun maple, saya pikir mungkin masih dalam waktu yang lama, namun siapa sangka ternyata kenyataan  datang lebih cepat dari yang saya bayangkan. Sebagai bukti saya diterima di Universitas tujuan, saya mendapat Letter of Acceptance dari University of Rhode Island.

: Program Peningkatan Kompetensi Dosen Vokasi : Sebuah Jalan Meniti Ilmu, Menapak Langkah di Negeri Paman Sam

Nah, berhubung Program yang sama telah dibuka di tahun ini, teman-teman bisa update informasi melalui Instagram Kelembagaanvokasi dan untuk pendaftaran melalui tautan https://www.sertifikasimagang.vokasi.kemdikbud.go.id. Beberapa hal yang merupakan pengalaman saya saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan di tahun lalu bisa jadi pertimbangan teman-teman.

: Program Peningkatan Kompetensi Dosen Vokasi : Sebuah Jalan Meniti Ilmu, Menapak Langkah di Negeri Paman Sam

Luruskan niat dan minta izin

Saat pertama kali mendapat informasi tentang kegiatan ini, hal pertama yang saya lakukan adalah memantapkan dan meluruskan niat mengapa saya ingin ikut kegiatan tersebut. Buat saya ini penting, sebab apapun yang akan kita dapatkan di tempat tujuan kita nanti sangat bergantung dengan niat kita sedari awal. Upayakan niat tersebut sejalan dengan tujuan utama kegiatan tersebut dilaksanakan. Selanjutnya setelah niatnya mantap, saya langsung minta izin suami untuk mendaftar, izin mendaftar yaaa, bukan ijin berangkat. Izin suami (atau orang tua bagi yang belum menikah) akan mempengaruhi keseluruhan kegiatan yang kita ikuti. Percuma kan ya berangkat untuk belajar tapi gak dapat ridho suami/orang tua.

Persiapkan persyaratan dengan teliti dan lebih awal

Berpartisipasi dalam suatu kegiatan apalagi yang memerlukan tahapan tertentu dalam pendaftarannya, misalnya ada seleksi administrasi maka penting sekali untuk membaca dan mempersiapkan secara detail segala hal yang menjadi persyaratan. Jika ada hal-hal yang kurang dipahami maka jangan takut atau malu untuk bertanya. Penting juga untuk mempersiapkan persyaratan lebih awal, apalagi jika jenis pelatihan yang akan diikuti atau dipilih tujuannya luar negeri maka teman-teman akan membutuhkan persyaratan yang lebih banyak, seperti persyaratan kemampuan Bahasa Inggris, dokumen paspor yang mana kedua dokumen ini tidak bisa didapatkan secara tiba-tiba dalam waktu singkat. Jangan sampai teman-teman gagal mendaftar karena tidak memenuhi persyaratan. Ngomong-ngomong tentang persyaratan kemampuan Bahasa Inggris, saat mendaftar saya menggunakan nilai Bahasa Inggris dari Duolingo English Test (DET), syukurnya ini dapat diterima oleh penyelenggara mapun universitas tujuan pelatihan. DET ini saya ikuti secara online. Berhubung tes dilakukan secara online maka penting untuk memastikan koneksi internet yang bagus. Saya dan keluarga menggunakan layanan IndiHome, baik untuk keperluan internet di ponsel dan laptop maupun untuk siaran televisi.

Update informasi, jalin komunikasi dan rajin ikut sosialisasi

Selama persiapan dan pelaksanaan penting sekali untuk terus menjaga komunikasi dengan panitia penyelenggara, peserta lainnya maupun pihak lain yang berkepentingan seperti pihak kampus, LLDIKTI (karena saya berasal dari Perguruan Tinggi Swasta jadi saya perlu izin tertulis dari LLDIKTI). Percayalah bahwa akan banyak sekali hal-hal tak terduga yang harus disiapkan dalam waktu singkat. Dalam seminggu dua minggu menjelang keberangkatan ada banyak sekali pertemuan-pertemuan secara online yang harus diikuti, kadang siang, sore, bahkan malam hari. Lagi-lagi saya bersyukur karena sejak lama telah menggunakan layanan internet dari IndiHome. Pertemuan-pertemuan menggunakan aplikasi zoom dapat berjalan lancar tanpa masalah, memang gak salah pilih menggunakan Internet Provider milik Telkom Indonesia.

Persiapan Biaya, fisik, dan mental

Terakhir tapi gak kalah penting adalah persiapan biaya, fisik, dan mental kita. Teman-teman perlu ingat, meskipun program ini dibiayai penuh (alias gratis), tapi tetap saja kita harus mempersiapkan sejumlah uang untuk keperluan yang tidak ditanggung, maupun untuk biaya yang harus kita keluarkan terlebih dahulu dan diganti kemudian. Contohnya, karena pelatihan yang saya pilih adalah keluar negeri, saat itu tujuan programnya ke Amerika Serikat, maka saya harus membuat VISA US dan ini harus kita bayar di awal (diganti kemudian), ditambah lagi biaya perjalanan dan akomodasi selama pengurusan visa tidak termasuk dalam biaya yang ditanggung, perlu juga mempersiapkan dana talangan kalau-kalau biaya hidup (living allowance) belum dicairkan hingga waktu keberangkatan tiba. Tentang fisik dan mental, juga harus disiapkan. Perjalanan jauh serta kegiatan yang cukup lama (saat itu program yang saya ikuti waktunya 15 hari, ditambah 4 hari di perjalanan) membutuhkan kesiapan fisik yang baik, jangan sampai teman-teman tiba di lokasi jadi gak bisa melakukan apapun karena sakit, bawa obat-obatan penting dan juga herbal seperti produk tolak angin yang mantap banget buat diminum di cuaca ekstrim (saya tiba di Rhode Island saat Fall menjelang winter, suhunya sekitar 1-3 derajat Celcius). Sedangkan kesiapan mental, khususnya teman-teman yang gak pernah jauh dari keluarga, pastikan kalau teman-teman bisa beradaptasi di tempat tujuan, oh iya ngomong-ngomong soal mental, hari ke-4 di Rhode Island saya sempat nangis dan mengadu ke suami karena jarang makan sayur, karena sarapan dengan oat, roti-rotian, dan protein seperti telur dan sosis kalkun tiap hari saya gak sanggup, saya kangen sayur-sayuran murah dan beragam yang ada di Indonesia. Makan tanpa sayur itu hambar.

Sekian dulu ya yang bisa saya bagi. Nanti saya akan cerita lebih banyak lagi. Alhamdulillah Internet Provider yang saya pakai selalu setia menemani, ya karena jaman sekarang kita butuh informasi yang cepat dan semua bisa didapat kalau layanannya tersedia. Telkom Indonesia sangat peduli kebutuhan kita dengan menyiapkan layanan yang sangat berkualitas dan bisa menjangkau banyak wilayah.

Pose di samping van yang setia antar jemput setiap hari (Sumber: Koleksi Pribadi)
Hari pertama, berfoto di Bay Campus University of Rhode Island (Sumber: Koleksi Pribadi)

Semoga apa yang saya tuliskan ini bisa bermaanfaat buat teman-teman, khususnya para dosen yang akan mendaftar di program ini. Jangan pernah takut untuk mencoba ya.

Pandemi COVID-19 belum berakhir : Bijaklah dalam beraktivitas, tetap produktif meski dalam keterbatasan

Kenangan saat perjalanan Jakarta – Taipei

Foto di atas adalah salah satu kenangan saya saat di perjalanan menuju Taipei dalam rangka Short Course. Kini, bepergian gak bisa semudah dulu. Aktivitas-aktivitas lain juga begitu. Dulu, tiap weekend bisa jalan-jalan ke pantai atau ke pusat perbelanjaan, tiap awal bulan ada arisan, kangen teman-teman ya tinggal janjian terus kumpul, acara keluarga kapanpun di manapun diusahakan datang. Semuanya lengkap dengan adegan cipika cipiki buat yang ciwi-ciwi plus cium tangan sama orang tua. Momen apapun gak lupa untuk diabadikan, cekrek cekrek dengan senyum lebar super manis, raga mendekat tanpa jarak, pelukan hangat tanda sayang. Ya, itulah gambaran keseharian kita sebelum ada pandemi COVID-19.

Continue reading “Pandemi COVID-19 belum berakhir : Bijaklah dalam beraktivitas, tetap produktif meski dalam keterbatasan”

Pengalaman Kuliah Tamu Secara Daring bersama Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Aceh

Sabtu pagi ini tepatnya tanggal 03 Oktober 2020, saya berkesempatan mengisi kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Aceh. Kuliah tamu dimulai pukul 09.00 WIB (di Aceh) atau pukul 10.00 WITA (di Mataram). Pengalaman yang luar biasa karena secara tidak langsung pertemuan virtual ini telah membawa saya terbang jauh menuju ujung barat Indonesia yaitu di Provinsi Aceh. Saya memang belum pernah menginjakkan kaki di sana, dan saat ini meski raga di Mataram tapi jiwa saya telah saya ajak meresapi atmosfer tanah rencong.

Continue reading “Pengalaman Kuliah Tamu Secara Daring bersama Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Aceh”

Taiwan : Beberapa Catatan, Kenangan, dan Harapan

Inilah Taiwan, sebuah negara kepulauan yang bersisian dengan pantai dari Cina daratan dan terletak di barat daya dari Jepang. Negara ini berbeda dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) / People’s Republic of China (PRC) meskipun jika menilik sejarah maka keduanya memang memiliki kaitan erat (tentang ini kalian bisa cari sendiri ya, heheh).

sumber : https://conceptdraw.com/a1245c3/p1/preview/640

Adapun nama resmi Taiwan adalah Republic of China (ROC)/ Republik Tiongkok. Negara ini sejujurnya telah demikian lekat dalam ingatan saya karena berhasil memahatkan nama Dao Ming Tse dan kawan-kawannya dalam serial Meteor Garden, serial yang jadi tontonan wajib bersama sahabat di masa putih abu-abu.

Continue reading “Taiwan : Beberapa Catatan, Kenangan, dan Harapan”

Taipei Nightlife

Taipei nightlife atau kehidupan malam di Taipei. Hehe, please jangan sampai salah fokus ya sama judulnya. Sebenarnya tulisan ini bukan bercerita tentang “kehidupan malam” di Taipei tapi lebih tepatnya suasana malam di Taipei. Jadi ceritanya nih, saat ikut short course dikti setahun lalu di Taipei Medical University, jadwal course-nya kan rata-rata mulai dari jam 8 pagi dan berakhir jam 5 sore, bahkan ada yang sampai jam 6 (kalau di Taipei ini sudah malam, karena waktu sholat maghrib sekitar jam 5), karena itu kalau ingin jalan-jalan saat weekdays ya jalannya pasti malam. Nah, apa aja sih yang saya temui saat berkeliling kota Taipei di malam hari, simak yuk 🙂

Continue reading “Taipei Nightlife”

Catatan Kiara : Malam Pertama 1 Ramadhan 1439 H

Hampir pukul 10 malam, Kiara baru saja selesai membaca Al Quran. Ia melepas mukena, melipat lalu meletakkannya di tumpukan perangkat shalat di rumahnya. Begitu pula dengan Al Quran yang dibacanya tadi, dengan hati-hati disimpannya Al Quran tersebut pada tempatnya. Kiara masuk ke kamar untuk bersiap istirahat. Ia tak ingin sahur pertamanya terlewat karena ia telat tidur, yaaa malam ini adalah malam pertama bulan Ramadhan.

Continue reading “Catatan Kiara : Malam Pertama 1 Ramadhan 1439 H”

Welcome to Taiwan ^_^

“Welcome to Taiwan”, Selamat datang di Taiwan, inilah satu kalimat sederhana yang disampaikan oleh seorang teman lewat obrolan di WhatsApp beberapa hari menjelang keberangkatan saya ke Taiwan dalam rangka Short Course Health Sciences Dikti. Saya tersenyum menerima pesan ini, atmosfer kehidupan di sana sudah mulai terasa dan yang terpenting saya sudah tak sabar ingin menikmati suasana laboratorium dan aktivitas penelitian di perguruan tinggi tempat kami melaksanakan pelatihan nanti yaitu di Taipei Medical University.

Continue reading “Welcome to Taiwan ^_^”

Short Course Health Sciences in Taiwan 2017

monev
moment to remember : Foto bersama dengan Tim dari Dikti setelah monev

Apa itu Short Course Health Sciences?

Adakah yang pernah mendengar tentang program ini? kalau belum, fyi, Short Course Health Sciences atau seterusnya disingkat SCHS ini adalah salah satu program dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tepatnya Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti yang dilaksanakan sebagai upaya mendukung peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Kemenristekdikti, adapun yang menjadi sasaran peserta short course ini adalah para dosen dari PTN maupun PTS di seluruh Indonesia. Program ini sesungguhnya merupakan bagian dari Program Short Course Luar Negeri yang memang baru dimulai di tahun 2017. Selain Health Sciences, bidang-bidang yang juga menjadi prioritas pengembangan Iptek Nasional dan menjadi bagian dari Short Course 2017 ini adalah Spiritual Pedagogy, Tourism, Social Humaniora, Molecular Biology, dan Vocational Education, di mana tiap-tiap program dilaksanakan di negara berbeda, Spiritual Pedagogy di Mesir, Tourism di Hongkong, Social Humaniora di Belanda, Molecular Biology di Jepang, dan terakhir Health Sciences dan Vocational di Taiwan.

Kapan waktu pendaftaran dan apa sÄja persyaratan untuk mendaftar Short course?

Continue reading “Short Course Health Sciences in Taiwan 2017”