Dunia di antara kita

Sudahkah kita ikhlas?

Akhir-akhir ini saya sering sekali mendengar kajian tentang “ikhlas”. Entah itu saat mendengarkan ceramah pagi lewat radio, atau saat berbincang dengan teman, seolah-olah setiap orang sedang membicarakan topik yang sama. Bahkan ceramah di radio yang saya sebut di awal tadi, dalam sepekan bisa berkali-kali menyinggung tentang keikhlasan. Maka bersyukurlah kita apabila lingkungan di sekitar kita senantiasa mengingatkan tentang pentingnya ikhlas.

Ikhlas memang amalan yang tidak biasa. Dikatakan sebagai amalan batin, tidak ada yang tahu, tidak ada yang dapat menilai, sudahkah kita ikhlas? Di saat kita merasa bahwa kita ikhlas melakukan sesuatu bisa jadi saat itu pula dipertanyakan keikhlasan kita, sungguh hanya Allah yang Maha mengetahui.

Ikhlas pun menjadi amalan yang luar biasa karena sepanjang hidup kita tak pernah terlepas dari ujian apakah kita dapat melakukannya atau tidak. Segala amalan baik kita hendaknya dibarengi dengan keikhlasan, hendaknya demikian, namun apalah daya terkadang yang lebih banyak menyertainya adalah keinginan-keinginan lain, selain mengharap keridhaan Allah.

Ingin dilihat oleh manusia, ingin dipuji, ingin disenangi, ingin dihormati, ingin dihargai, ingin diberi balasan  dan ingin-ingin lainnya yang bukan kepada Allah…betapa seringnya dalam keseharian kita yang terjadi justru keinginan agar dilihat, dinilai, dipuji dan disenangi oleh makhluk, padahal jika kita sadari, ada apakah dengan makhluk? Bukankah ia sama saja dengan diri kita, sama-sama ciptaan Allah?

Jika keinginan kita tak tertuju pada Allah, betapa menyedihkannya sebab amalan kita kelak akan menjadi sia-sia.

Sabda Rasulullah :

“Diriwayatkan dari Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya amal perbuatan itu (harus dilakukan dengan) niat, dan bahwa setiap seorang itu (akan memperoleh balasan bagi perbuatannya) berdasarkan niatnya. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka yang akan ia peroleh adalah (kebaikan) dari Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hijrahnya karena dunia, maka ia akan memperoleh dunia itu saja, dan barang siapa hijrah karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada sesuatu yang ingin diperoleh dari hijrahnya itu”.

Amalan yang dikerjakan selain karena Allah akan menjadi sia-sia sebab balasan dari amalan tersebut telah kita peroleh sesuai dengan niat kita mengerjakannya. Ketika kita bersedekah dengan niat agar  dilihat oleh orang lain maka saat orang melihat dan tahu kita bersedekah maka telah kita dapatkan balasan atas perbuatan kita. Masihkah amalan tersebut diterima Allah? wallahu a’lam.

Sungguh bukan perkara mudah beramal dengan ikhlas, oleh karenanya kita berusaha sepanjang hidup kita, selagi kita bisa lakukan sebanyak-banyaknya kebaikan, kita tak tahu perbuatan kita yang manakah yang akan membawa kita kepada kebaikan di akhirat kelak.

Ikhlas, ikhlas dan ikhlas…

Allah Swt berfirman “

Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.” Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran : 29 )

Jadi, dikatakan atau tidak dikatakan kepada manusia, disaksikan maupun tidak disaksikan oleh manusia, Allah Swt tetap tahu apa-apa yang telah kita kerjakan. Tidak penting pendapat, penghargaan maupun penghormatan manusia, yang kita kejar adalah keridhaan Allah Swt.

Bukan berarti kita menghilangkan kebiasaan saling menghargai, saling menghormati maupun memberi teladan kepada sesama..bukan demikian…namun hendaklah segala amalan itu niatnya karena Allah semata. Orang yang ikhlas tak akan kecewa jika perbuatannya tidak mendapat balasan dari makhluk, orang yang ikhlas tak pernah menghitung-hitung kebaikan yang telah dilakukannya, orang yang ikhlas akan merasa malu ketika kebaikannya diungkit-ungkit, bahkan bagi orang yang ikhlas ketika ia menilai dirinya sendiri telah ikhlas maka bisa jadi saat itulah ia telah tidak ikhlas, wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat

Bandung, 6 April 2015