Muslihat : berkedok “Sahabat Veteran”

Selamat pagi, selamat menyambut hari baru teman semua.

Pagi ini Diyah ingin berbagai satu pengalaman ke teman-teman. Mungkin di antara kalian sudah pernah ada yang mengalami, bahkan bisa jadi dengan kasus yang lebih parah dan kerugian yang jauh lebih besar. Tapi izinkanlah daku untuk tetap bercerita sedikit tentang apa yang telah terjadi kemarin, hiks. Jadi, ini semacam tawaran menarik yang tiba-tiba saja bisa teman-teman temui di jalan-jalan, di mall, atau mungkin datang ke kantor teman-teman.

Nah, yang Diyah alami kemarin adalah ketika sedang jalan sendiri sepulang dari kampus. Tetiba aja nih, seorang pemuda menghampiri, ngomong casciscus sambil menyodorkan sebuah booklet berisi informasi tentang keberadaan yayasan “Sahabat Veteran”. Ya, “Sahabat Veteran” adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial untuk membantu para veteran ( baca : bekas prajurit ) dalam hal pemeriksaan kesehatan, operasi katarak hingga renovasi rumah. Pemuda ini menjelaskan betapa pentingnya bantuan kita untuk para veteran ini ( langsung terenyuh ), namun kita tentu tak bisa membantu demikian banyak, karena memang dana yang dibutuhkan cukup besar. Oleh sebab itu, kita bisa membantu melalui partisipasi kita menyumbang sejumlah RP 100.000,- , dalam rangka event 17 Agustus, begitu kata si pemuda ini.

Lantas bagaimana caranya menyumbang? Sangat mudah. Kita cukup membeli voucher seharga Rp 100.000,- sebagai bentuk sumbangan ke yayasan tersebut. Selain menyumbang ke yayasan ( beramal tentunya ) kita pun mendapat banyak keuntungan karena ada banyak voucher gratis untuk jajan-jajan seru di beberapa resto mahal, asik kan? Asik dong.

Jujur saja nih, pertama kali ditawarin voucher itu, saya malas banget untuk nanggepin. Tapi karena yang menjadi fokus pembicaraan si pemuda itu adalah tentang Sahabat Veteran maka saya jadi tertarik dan mau mendengarkan omongan dia. Walau ujung-ujungnya berakhir di duit juga. Saya bahkan sudah bilang bahwa saya gak bawa uang segitu ( seratus ribu maksudnya ), ehh tapi dianya malah bilang “kan ada ATM mbak, kapan lagi mbak bisa membantu para veteran ini? Apalagi ini adalah event yang diselenggarakan dalam rangka 17 Agustus”.

Kata-kata manis muslihat pemuda itu akhirnya bikin saya mikir, benar juga ya di moment 17 Agustusan ini saya belum berbuat apa-apa sebagai bentuk mengenang jasa para pejuang, kenapa tidak saya menyumbang sejumlah harga voucher ini, toh ini untuk membantu kesejahteraan mereka para veteran. Saya akhirnya setuju untuk menyumbang membeli voucher seharga Rp 100.000,- . Dengan bodohnya saya pun menuju ke atm untuk menarik sejumlah uang yang dibutuhkan hingga hanya menyisakan 90ribuan sebagai saldo atm, yah karena siang itu sisa uang di atm saya memang hanya Rp 190.900,-.

Saya sebenarnya tak tertarik dengan keuntungan-keuntungan yang ditawarkan melalui pembelian voucher itu. Wong keuntungannya adalah dapat voucher singing-singing di salah satu karaoke family ( saya udah insaf, gak mau lagi nyanyi-nyanyi gak jelas ) dan beberapa voucher makan di resto-resto mahal (kalau yang ini, masih mungkin, tapi belum tentu juga, mahal sih ). Bukaaaaan, sungguh bukan itu yang membuat saya akhirnya merelakan seratus ribuan saya. Saya hanya ingin menyumbang ke yayasan Sahabat Veteran, itu saja. Meski saya gak tau, mungkin saja di hati kecil saya ada niat lain, Allah lebih tahu.

ini dia salah satu tawaran menarik di dalam voucher seratus ribu
ini dia salah satu tawaran menarik di dalam voucher seratus ribu
inilah sisi yang dijual demi mendapatkan keuntungan
inilah sisi yang dijual demi mendapatkan keuntungan

Akhirnya, transaksi pun terlaksana. Saya dapat vouchernya, pemuda itu dapat uangnya. Saya menuliskan data diri saya di kolom khusus yang berisi data diri si penyumbang, yang katanya info nya akan di update lewat e-mail jadi diharapkan untuk menuliskan e-mail yang aktif. Saya menuliskan nama lengkap saya, alamat ( saya tidak tulis alamat lengkap) , e-mail yang aktif, nomor telepon selular saya dan terakhir usia ( yang saya pangkas setahun lebih muda ), yang pada akhirnya saya malu telah menuliskan data diri saya di situ.

Saya pun pulang ke kos dengan hati senang karena sudah membantu. Atau jangan-jangan bukan senang tapi justru perasaan puas, bangga, atau sejenisnya. Namun sayang, sore harinya saya terduduk sedih, malu, menyesal, marah, jengkel dan perasaan-perasaan lainnya yang tak enak dibiarkan mendekam dalam hati. Tak tahu marah pada siapa. Kemungkinan besar pada kebodohan saya sendiri, sebab di bagian bawah voucher yang saya dapatkan siang tadi tertulis kecil-kecil dan tipis “Rp 10.000,- dari hasil penjualan Voucher ini akan disumbangkan untuk : SAHABAT VETERAN”

Perih. Nyatanya saya hanya menyumbang SEPULUH RIBU, hanya SEPULUH RIBU T_T, lalu ke mana kelebihannya? barulah saya sadar, yaa tentu itu menjadi pemasukan bagi manajemen yang membuat event ini.

 

"Rp 10.000.- dari hasil penjualan voucher ini akan disumbangkan untuk SAHABAT BERBAGI" terbacakan oleh kalian?
“Rp 10.000.- dari hasil penjualan voucher ini akan disumbangkan untuk SAHABAT VETERAN” terbacakah oleh kalian?

Sebagai catatan :

  • Hingga pagi ini saya masih diliputi rasa sesal, saya berharap menuangkan cerita ini sebagai tulisan dapat menghilangkan perasaan tak enak ini
  • Penting bagi kita untuk selalu hati-hati di mana pun berada. Apa yang saya alami memang sepele, juga tak mengakibatkan kerugian yang berat, namun tetap saja ini jadi pelajaran berharga bagi saya.
  • Please, jangan bilang kalau saya berlebihan tentang uang seratus ribu. Bagi anak kos perantauan seperti saya, jumlah seperti itu sangatlah berarti. Tentu saja yang lebih menyakitkan bukan sekadar uang, tapi kerugian moril. Tidak menjelaskan sesuatu dengan lengkap dan apa adanya sama saja dengan tidak jujur, dan itu menyakitkan
  • Untuk membantu sesama, berbagi dengan yang tak punya, menolong yang membutuhkan seharusnya tanpa syarat dan ketentuan yang berlaku. Lain kali jika saya ingin menyumbang tak perlulah sibuk-sibuk berempati pada mereka yang datang menjual rasa solidaritas dan kemanusiaan, yang bermuslihat dengan berkedok SAHABAT VETERAN atau pun lainnya.

Salam, Bandung, 19/08/2014, masih pagi ^_^